12 Tips Efektif Untuk Disiplin Finansial

15 November 2021
5 menit
Financial

Kelalaian secara finansial bisa merugikan kamu dalam jangka panjang. Berikut tips-tips efektif untuk membantu kamu disiplin secara finansial untuk menunjang perjalanan kamu meraih kebebasan finansial.

Jadi Kamu sudah menetapkan target Finansial Goal kamu. Entah itu menaikkan kualitas hidup, membayar hutang kartu kredit, memiliki tabungan dana pensiun, dan sebagainya.

Selamat! Langkah pertama kamu sudah benar! Namun konsisten dan pantang menyerah untuk menempuh jalan yang kamu pilih tidaklah mudah. Kamu perlu beradaptasi, mengubah kebiasaan menjadi lebih produktif, menjaga motivasi dan semangat tetap membara. Semakin dekat kamu ke tujuan, semakin besar juga godaannya.

Untuk itu kamu harus membangun disiplin finansial supaya kamu punya pegangan untuk menuntun kamu melalui semua rintangan dan menahan godaan-godaan yang muncul. TapHomes memberikan 12 tips efektif untuk kamu mulai membangun kebiasaan disiplin finansial yang akan membawa perubahan dalam hidup kamu.

Apa Itu Disiplin Finansial?

Dengan maraknya media sosial, kultur influencer, dan masyarakat kita yang semakin terhubung secara digital, kita terpapar banyak sekali gaya hidup yang kelihatannya menarik, tawaran-tawaran menarik dari merek-merek besar, dan berbagai “inspirasi” lain yang jika diikuti terus akan membebani kita secara finansial. Hal ini yang menyebabkan generasi 90an dan selanjutnya mengalami kesulitan untuk menahan diri dan berdisiplin.

Persepsi “MKKB” (Masa Kecil Kurang Bahagia) yang timbul akibat diciptakannya banyaknya kenikmatan baru yang tidak tersedia saat kita masih anak-anak, ditambah dengan segala kemudahan yang ditawarkan dari kartu kredit, cicilan tanpa bunga, hingga kredit tanpa agunan, kita memiliki tendensi untuk overspending. Kasarnya kita menggunakan “uang masa depan” untuk memenuhi keinginan hari ini yang bisa dibilang sebenarnya tidak terlalu penting.

Definisi singkat untuk Disiplin Finansial adalah kendali atas uang kita dan menghindari pengeluaran impulsive (lapar mata). Kita perlu memastikan kebutuhan bulanan kita terpenuhi, alokasi dana untuk tabungan dan investasi terisi, barulah kita menggunakan sisanya untuk menghibur diri.

Mempraktekkan Disiplin Finansial

Untuk membantu kamu memahami apa saja yang dibutuhkan untuk mempraktekkan disiplin secara finansial, berikut adalah sebuah cerita umum.

Di masa kita kecil, orang-orang dewasa di sekitar kita menekankan untuk hidup dengan disiplin. Kita harus bangun pagi dan tidur tepat waktu, hingga mengajari kita menabung menggunakan celengan untuk mengumpulkan uang jajan.

Kegiatan-kegiatan kecil ini membentuk kebiasaan berdisiplin dalam diri kita. Namun seiring kita bertumbuh dewasa, kebiasaan yang terbentuk dari kecil ini seringkali luruh karena kebebasan yang makin terbuka untuk kita.

Salah satunya kebiasaan kita menyisihkan uang untuk menabung sedikit demi sedikit hilang. Ini sangat disayangkan, pasalnya dalam kondisi apapun, kebiasaan menabung selalu membuahkan hasil yang lebih baik dibandingkan berfoya-foya.

Habisnya gaji untuk pengeluaran setiap bulan tidak secara langsung berhubungan dengan besar kecilnya pendapatan yang dihasilkan. Banyak orang berpenghasilan tinggi yang tidak bisa punya tabungan akibat gaya hidup dan kelalaian mereka dalam mengatur kondisi finansial mereka.

Pertanyaan besarnya KENAPA?

Karena mereka kurang mengerti cara mengatur uang dengan efisien. Orang yang suka belanja berlebih sering membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan, sering lapar mata dan kurang jeli dalam memaksimalkan daya beli uang mereka.

Mempraktekkan Disiplin Finansial artinya memperhatikan ketika kita membeli sesuatu, memastikan kita membayar untuk sesuatu yang akan membawa kemudahan atau perubahan positif dalam hidup kita, dan pada akhirnya harus berkontribusi menuju titik kestabilan finansial, dan kemudian kebebasan finansial yang adalah target utama kita berdisiplin secara finansial.

Dengan meraih kestabilan finansial, kita akan memiliki waktu dan tenaga untuk memikirkan rencana keuangan kita kedepannya, hingga membuka mata kita untuk melihat potensi-potensi sumber pemasukan lainnya.

12 Tips Untuk Mempraktekkan Disiplin Finansial

1. Realistis

Membuat target yang tidak realistis sama saja dengan mencederai diri sendiri. KAmu akan merasa kecil dan tidak berdaya menghadapi tembok yang terlampau tinggi. Alih-alih membuat kemajuan, kamu bisa-bisa putus asa di tengah jalan, dan kembali ke kebiasaan boros seperti dulu.

Realistis bukan berarti menetapkan target yang sangat mudah dicapai, karena tanpa usaha yang cukup, pencapaian kamu tidak akan terasa rewarding. Mungkin sekarang kamu belum memiliki modal yang cukup untuk mencapai target yang kamu inginkan, namun seiring waktu dan usaha kamu akan bisa melewati tantangan yang kamu buat untuk diri kamu sendiri.

2. Buat Daftar Target Kamu

Bukan hanya daftar saja, tapi prioritaskan target-target yang ingin kamu capai. Praktek membuat daftar prioritas ini berguna untuk memberikan kamu gambaran nyata atas kemajuan yang kamu capai.

Selain itu, daftar ini akan menjadi panutan kamu dalam memutuskan apakah pengeluaran kamu benar-benar berguna atau hanya untuk kesenangan singkat saja. Motivasi diri kamu dengan menuliskan misalnya tempat-tempat yang ingin kamu kunjungi jika travelling adalah salah satu tujuan kamu untuk berdisiplin finansial.

Dari sini kamu bisa menilai seberapa besar usaha yang harus kamu keluarkan untuk mencapai target-target tersebut. Jangan lupa untuk menandai target yang sudah tercapai supaya kamu bisa menyaksikan progress kamu secara nyata.

3. Fokus ke Budgeting

Sebelum membuat budget, catat berapa pengeluaran bulanan kamu – dan untuk apa saja. Misalnya uang kost, biaya listrik, makan, jatah menabung, cicilan kalua ada, dan sebagainya.

Setelah itu pisahkan pengeluaran-pengeluaran yang tetap dan rutin. Kamu bisa mengalokasikan Sebagian dari sisanya untuk self-reward, tapi jangan berlebihan. Kamu akan tersadar kalau kamu memiliki pengeluaran yang cukup fantastis dengan mempraktekkan poin ini. Jika kamu pada dasarnya sudah lumayan hemat, maka kamu bisa menilai di bagian mana kamu bisa menambah efisiensi finansial kamu.

Gunakan prinsip kompensasi. Misalnya kalua kamu ingin makan di restoran yang lumayan mahal, maka kamu harus berhemat pergi nonton ke bioskop untuk tetap berada di dalam batas budget yang kamu buat.

4. Evaluasi Kondisimu Sekarang

Sebelum kamu membuat rencana yang fantastis untuk mulai menabung, coba pahami kondisi kamu sekarang ini. Lihat berapa besar pemasukanmu, apa saja tanggung jawabmu supaya kamu bisa memprioritaskan hal-hal yang tepat.

Misalnya jika kamu memiliki kewajiban membayar hutang ke beberapa pihak, evaluasi masing-masing hutang itu dan buat rencana untuk prioritas pelunasannya. Jangan sampai kamu membiarkan hutang dengan bunga yang tinggi menggantung lama dan malah berfokus ke hutang yang sifatnya lebih fleksibel.

5. Patok Uang Untuk Ditabung Tiap Bulannya

Berapapun pemasukan bulanan kamu, kamu pasti bisa mulai menabung meskipun receh. Kamu bisa meningkatkan jumlah yang bisa kamu tabung dengan misalnya mengurangi pembelian minuman botolan setiap harinya, membatasi rokok yang kamu hisap, dan printilan lainnya.

Masing-masing dari usaha berhemat kamu ini mungkin terasa tidak signifikan, namun jika dihitung secara total, kamu mungkin bisa menghemat Rp. 10,000 setiap harinya – kalau dikumpulkan selama sebulan kamu sudah bisa menabung Rp. 300,000 lho!

Tentu saja kita harus sadar menabung sejumlah ini belum bisa untuk memenuhi target besar seperti memiliki dana pensiun yang cukup untuk 3- tahun misalnya. Namun tujuan utama praktek ini adalah membentuk toleransi dan kebiasaan kamu untuk berdisiplin dan berhemat.

Setelah kamu berhasil menjalani proses mengeliminasi hal-hal kecil tadi dan tahu berapa banyak yang bisa kamu tabung per bulannya, komitmenkan jumlah tersebut untuk masuk ke tabungan kamu dari awal kamu menerima gaji, bukan dari sisa akhir bulan. Dan paksa diri kamu untuk tidak mengganggu tabungan tersebut kecuali untuk keadaan darurat.

6. Tetapkan Target Kamu Dengan Spesifik

Kamu harus memiliki target yang jelas – liburan iya, tapi ke mana dan bagaimana kamu membayangkan liburan itu, makan apa, tinggal dimana, bersama siapa. Semakin nyata dan spesifik target kamu semakin mudah juga penyusunan rencana untuk mencapainya.

Rencana kamu harus merincikan bagaimana kamu akan memenuhi target kamu tersebut tanpa menjadi bangkrut. Ada baiknya untuk menyelesaikan target kecil dan berjangka pendek sebelum melangkah menuju target yang lebih besar.

Sebagai bayangan, berikut contoh target yang mungkin kamu miliki,

Jangka Pendek

  1. Memiliki dana tunai X rupiah untuk ditabung setiap bulannya
  2. Mencoba 2 kuliner baru setiap bulannya bersama teman-teman

Jangka Menengah

  1. Membeli hadiah ulang tahun pernikahan perak untuk ayah dan ibu
  2. Memiliki mobil X dengan fitur lengkap dalam 3 tahun

Jangka Panjang

  1. Memiliki dana pensiun yang cukup untuk 30 tahun sebelum usia 40
  2. Memiliki 1 rumah tinggal dan 2 rumah untuk disewakan dalam 15 tahun

7. Berhati-hati Mengeluarkan Uang

Seiring berkembangnya teknologi, semakin mudah untuk kita menjadi konsumtif. Etalase-etalase digital sangat pintar untuk menggoda kita membeli barang-barang yang menarik dengan pembayaran yang sangat mudah, bahkan hanya dengan sekali klik.

Namun untuk memiliki kedisiplinan finansial, kita harus memiliki filter yang bisa menjaga dompet kita supaya tidak “bocor” termakan impulse spending.

Berhati-hati bukan berarti kamu tidak boleh membeli barang-barang lucu atau hanya karena “ingin punya”. Kamu juga perlu untuk melakukan self-rewarding untuk usaha yang sudah kamu lakukan menabung dan berhemat. Namun sebelum melakukan pembayaran, tanyakan ini ke diri kamu,

  • Apakah saya PERLU membeli ini?
  • Apakah barang ini akan membawa hal positif untuk keseharian saya?
  • Berapa lama saya bisa menikmati pembelian barang ini?
  • Apakah saya memang mencari barang ini?
  • Setelah menjawab pertanyaan itu, kamu bisa menilai perlu atau tidaknya kamu melakukan pembelian tersebut. Dan yang lebih utama, kamu akan lebih sadar bahwa tidak semua, bahkan kebanyakan dari belanjaan kamu didasari keinginan dan lapar mata dibandingkan kebutuhan. Dari situ kamu akan lebih bijak dalam memutuskan kapan, dimana dan untuk apa kamu mengeluarkan uang.

    8. Mengubah Gaya Hidup

    Salah satu yang menghambat millennial memiliki kedisiplinan finansial adalah gaya hidup kita yang terbentuk zaman. Mulai dari pakaian yang kita kenakan, makanan yang kita lahap, tempat nongkrong, gadget yang semakin marak, pokoknya kita ingin terlihat “trendy” oleh sekitar kita.

    Ketika kamu melihat jauh kedepan, maka kamu akan mulai menyadari bahwa hal-hal superficial ini tidak terlalu penting dan memiliki kontribusi minim bahkan negatif dalam progress kamu menuju meraih kebebasan finansial.

    Mungkin kamu tidak perlu memiliki iPhone seri terbaru tiap tahunnya. Mungkin berpesta tiap minggu terlalu boros dan memakan waktu. Resources kamu bisa kamu manfaatkan untuk hal-hal yang lebih produktif misalnya pengembangan diri – atau dana yang kamu hemat dengan tidak mengganti handphone tiap tahunnya bisa kamu investasikan.

    9. Buat Motivasi Untuk Menabung

    Mengubah gaya hidup tidak semudah membalik telapak tangan. Aktivitas yang sudah menjadi rutinitas sehari-hari seolah memiliki magnet yang kuat yang siap menarik kamu yang berusaha menjauhinya.

    Oleh karena itu, motivasi untuk kamu bisa tetap gigih dan konsisten merubah gaya hidup menjadi lebih produktif sangatlah penting. Mulailah dengan melakukan perubahan kecil di sekitarmu.

    Gunakan alat bantu visual untuk mengingatkan kamu mengenai target kamu dan menghidupkan imajinasi kamu, misalnya pajanglah foto-foto tujuan wisata yang ingin kamu kunjungi di meja, atau sebagai background di komputer kamu.

    10. Gamification dan Tantangan

    Persepsikan perubahan yang ingin kamu lakukan sebagai sebuah permainan atau tantangan.

    Misalnya kamu ingin mengurangi pengeluaran untuk nongkrong “gaul”, tantang diri kamu untuk memesan hanya satu makanan dan satu minuman. Berikan poin tambahan untuk setiap minuman lebih yang teman-teman kamu pesan.

    Dengan begitu kamu akan terpacu untuk mengurangi pengeluaran dan juga akan bisa melihat seberapa banyak kamu menghemat dengan melakukan hal semudah menyeruput minuman kamu pelan-pelan.

    11. Jangan Lupakan Self-Reward

    Seiring perjalanan kamu mendisiplinkan diri secara finansial, kamu telah mengeluarkan banyak usaha dan pengorbanan. Jika tidak diselingi pelampiasan di selang waktu, kamu bisa menjadi jenuh dan kehilangan motivasi.

    Alokasikan budget kamu untuk menghadiahi diri kamu atas kerja keras dan pengorbanan tadi. Lebih baik lagi, masukkan self-reward ini sebagai salah satu target kamu. Selipkan beberapa “hadiah” ini dalam masing-masing target jangka pendek, menengah dan jangka Panjang yang kamu buat.

    Namun ingat, jangan sampai kamu melakukan self-reward ini secara berlebihan dan malah mengakibatkan kemunduran dalam progress kamu menuju kebebasan finansial.

    12. Jangan Menyerah

    Mendisiplinkan diri secara finansial adalah hal yang tidak mudah. Kamu perlu mengevaluasi diri, menetapkan target, membuat rencana, konsisten menjalankannya, hingga mengubah gaya hidup. Wajar saja kalau kamu gagal saat pertama kali mencoba menjalani perubahan ini.

    Perlu diingat, gagal sekali bukan berarti akhir dari usaha kamu untuk meraih kebebasan finansial. Kamu hanya perlu melihat ke belakang apa yang membuat kamu gagal dan menyusun strategi untuk melompati halangan itu. Percobaan kedua, ketiga, kesekian-kalinya dari kamu hanya akan membuat kamu memiliki lebih banyak pengalaman untuk bisa menghadapi tantangan yang lebih berat.

    Seperti pepatah “What doesn’t kill you make you stronger”, kegagalan adalah batu loncatan untuk meraih kesuksesan. Hanya orang bodoh yang berhenti mencoba hanya karena tersandung kerikil. Ingat, disiplin membutuhkan kegigihan dan konsistensi.